26 Februari 2009

PENANTIAN DI UJUNG GURUN SAHARA

Ku luruskan pandanganku ke arah depan

Terus melangkah menyusuri jalanku

Walau ku tau itu tak akan mudah

Waktupun terus berjalan...

Berputar dan terus berganti

Berjuang ku di medan pertempuran hidup dan mati

Tertatih-tatih kaki ini melangkah...

Jatuh dan bangun tetap ku coba 'tuk bertahan

Bagai musafir di tengah gurun sahara...

Kering kerontang...panas dan tandus yang ku temui

Ku kehausan di tengah perjalanan

Wahai cinta yang bermata bening !

Siramilah diri ini dengan setetes air cintamu

Agar lepas dahaga ini

Dengan terseok-seok...

ku coba melangkah dan terus melangkah

Lemah lunglai tubuh ini...

Hingga tak sadarkan diri ku dalam hamparan debu

Lelah sudah ku mengarungi perjalanan ini

Penantian yang tak kunjung tiba...

Bahagia yang tak kunjung datang

Dan sadarilah wahai insan yang mencinta !

Ku nantikan dirimu di ujung gurun sahara

Di ujung penantianku yang tertatih

WAHAI SANG CINTA DAN SANG HIDUP

Bagai mendung yang meneteskan hujan...
Semendung hatiku yang menitikkan air mata
Titik - titik gemericiknya tak syahdu di dengar

Ini bukan kali pertama ku terluka
Bukan pula kali kedua

Cinta...
Mengapa kau begitu kejam?...
Meninggalkan diriku dalam kehampaan
Hidup...
Mengapa kau begitu jahat?...
Kau ambil orang - orang yang aku cinta

Aku memang bukan wanita sempurna seperti sang pencipta alam
Bukan insan yang suci seperti para penghuni syurga
Bukan pula malaikat yang bisa memenuhi keinginan semua insan
Ku hanya wanita yang lemah tak berdaya
Insan yang hina...
Dan wanita biasa yang tak berdaya dalam duniawi

Wahai sang cinta dan sang hidup...
Berikanlah aku cahayamu dan setetes harapan
Untuk ku bertahan...
Dan melangkah menapaki jalanmu
Hingga suatu nanti...
Ku temukan sebuah persinggahan untuk ku berlabuh

Ku tunjuk satu bintang yang bersinar terang...
Berharap mimpi kan jadi nyata...
Bahagia menjemput...
Abadi selamanya